TUMOR
GANAS PADA TUBA FALLOPI
Disusun
oleh :
Novita Kristanti Maleso
Tuba adalah saluran yang keluar dari kornu rahim kanan dan kiri,
panjangnya 12-13 cm, diameternya 3-8 mm. bagian luarnya diliputi oleh
peritoneum viseral yang merupakan bagian dari ligamentum latum.
Tumor tuba adalah kanker
yang tumbuh dengan cepat dan tidak terkendali pada daerah tuba dan merusak
jaringan sekitarnya.
Tumor tuba fallopi
adalah tumbuhnya jaringan abnormal pada sistem reproduksi wanita yaitu pada
tuba fallopi, ini sangat jarang terjadi kalaupun ada biasanya merupakan
penyebaran dari organ lain (misalnya ovarium/indung telur).
Tumor tuba fallopi paling
banyak ditemukan pada wanita pasca menopause, tetapi bisa juga ditemukan
pada wanita yang lebih muda.
Yang paling
sering ditemukan adalah tumor Adneksa.
B. ETIOLOGI
Penyebab tumor adneksa tidak
diketahui secara pasti tetapi diduga karena infeksi yang menjalar ke atas dari
uterus, peradangan ini menyebar ke ovarium dan tuba fallopi yang menyebabkan
berbagai gangguan dan terjadi pertumbuhan jaringan yang abnormal.
Dimana kuman itu masuk ke dalam
organ pelviks selama hubungan seksual,persalina
aborsi, sebagai akibat dari tindakan (kerokan, laparatomi,dan sebagainya).Organ‑organ tadi
akan mengalami peradangan dan bersarang dituba fallopi
cairan purulen dapat terkumpul
dalam tubuh menyebabkan perlengketan sehingga terjadi
penyempitan akan menyebabkan berbagai gangguan. Pada tuba infeksi dapat
disebabkan oleh kuman seperti streptokokus,stapilokokus,klostridium welehi dan
lain-lain(Sarwono prakwirohardjo,2007)
C. PATOFISIOLOGI
Karsinoma tuba fallopi primer
termasuk jarang, merupakan tumor ganas primer saluan genetalia perempuan yang
jumlahnya paling sedikit, yaitu 0,5% hingga 1% dari semua keganasan ginekologi.
Ditemukan 1 banding 1000 kasus operasi ginekologi abdominal, dapat dijumpai
pada semua umur (dari 19-80), dengan rata – rata puncaknya pada usia 52 tahun.
Kebanyakan tumor ganas yang timbul dalam tuba fallopi adalah penyebaran dari
kanker ovarium atau uterus. Sehingga terdapat kriteria untuk menetapkan tumor
apapun sebagai tumor primer dari tuba fallopi. Kanker harus terletak dalam
tuba, dan uterus serta ovarium harus terbebas dari karsinoma. Bila bagian lain
terdapat kanker, maka tumor dalam tuba fallopi secara histology harus benar –
benar berbeda.
Tumor adneksa kebanyakan diakibatkan
oleh infeksi yang menjalar sampai ke tuba fallopi sehingga menyebabkan
perlengketan dan penyempitan yang menyebabkan berbagai macam gangguan dan
terjadi pertumbuhan yang ganas. Jenis tumor yang paling sering adalah
adenokarsinoma mungkin juga ditemukan endotelioma atau limposarkoma.
Menurut Taymor dan Hertig secara
histopatologik adenokarsinoma dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan :
a. Jenis
tumor dengan pertumbuhan papiler : tumor belum mencapai otot tuba.
b. Jenis
tumor dengan pertumbuhan papillo alvioler : tumor telah memasuki jaringan otot.
c. Jenis
tumor dengan pertumbuhan alveo meduller : terlihat mitosis yang atopik dan infasi
sel ganas ke saluran limfa tuba.
D. Klasifikasi
Tumor ganas primer tuba fallopi yang
paling sering adalah adenokarsinoma. Tumor – tumor lain dapat berupa sarcoma
seperti leimoosarkoma, kondrosarkoma, tumor mesodermal campuran, limfoma, dan
kariokarsinoma. Semua jenis kanker ganas dalam tuba fallopi ini sangat jarang.
Tumor ganas tuba fallopi bernetastasis dengan pembuluh limfe menuju kelenjar
regional dan menyebar dengan cara bermigrasi ke dalam pelvis atau rongga
abdomen, atau mungkin berpenetrasi ke serosa dan sel – sel melepaskan diri
langsung ke dalah pelvis atau rongga abdomen.
E. Gejala
Bila terdapat tanda dan gejala yaitu
rabas vagina, perdarahan abnormal vagina atau rabas, menstruasi yang tidak
teratur, dan nyeri. Kanker tuba paling banyak ditemukan pada wanita pasca
menopause, tetapi bisa juga ditemukan pada wanita yang lebih muda.
Pada awalnya penyakit tidak
menimbulkan gejala. Mula-mula keluhan samar-samar seperti : perasaan lelah,
makan sedikit, terasa cepat kenyang dan sering kembung, kemudian timbul demam
dan rasa nyeri pada uterus bagian kiri dan kanan. Diikuti dengan gejala
perdarahan pervagina mungkin juga disertai pengeluaran getah vagina yang
bercampur dengan darah.
F. Stadium
Stadium
|
Kriteria
|
IA
|
Pertumbuhan tumor terbatas
pada salah satu tuba; tidak ada ascites.
1. Tak
ditemukan tumor di permukaan luar, kapsulnya utuh.
2. Tumor
terdapat di permukaan luar, atau kapsulnya pecah atau kedua-duanya.
|
IB
|
Pertumbuhan tumor terbatas
pada kedua tuba; tidak ada asites.
1. Tak
ada tumor di permukaan luar, kapsulnya utuh.
2. Tumor
terdapat di permukaan luar, atau kapsulnya pecah, atau kedua-duanya.
|
IC
|
Tumor dari tingkatan klinik
1A dan IB, tetapi ada asites atau cucian rongga perut positif.
|
II
|
Pertumbuhan tumor melibatkan
satu atau dua tuba, dengan perluasan ke panggul.
|
IIA
|
Perluasan proses dan/ atau
metastatis ke uterus atau ovarium.
|
IIB
|
Perluasan proses ke jaringan
panggul lainnya.
|
IIC
|
Tumor dari tingkat klinik
IIA atau IIB, tetapi dengan asites dan/atau cucian rongga perut positif.
|
III
|
Tumor melibatkan satu atau
dua tuba dengan penyebaran kelenjar limfa intraperitoneal, atau kedua-duanya.
Tumor terbatas pada panggul kecil dengan bukti histologik penyebaran ke usus
halus atau omentum.
|
IV
|
Pertumbuhan tumor melibatkan
salah satu atau kedua tuba dengan metastasis berjarak jauh. Bilamana
didapatkan efusi pleural, harus ada sitologi positif untuk menyebutnya
sebagai tingkat klinik IV. Begitu pula ditemukannya metastasis keparenkim hatci.
|
G. Diagnosa
Untuk memastikan
apakah tuba falopi tersumbat, dokter bisa menggunakan hysterosalpingography.
Pada prosedur ini, sinar X dilakukan setelah radiopaque dye disuntikkan melalui
servik. Pewarna tersebut menyebar secara cepat ke dalam rongga rahim dan tuba
falopi. Prosedur ini dilakukan dengan singkat setelah periode menstruasi
seorang wanita berakhir. Prosedur ini bisa mendeteksi gangguan struktur yang
bisa menyumbat tuba falopi. Meskipun begitu, sekitar 15% kasus,
hysterosalpingography mengindikasi bahwa tuba falopi tersumbat padahal tidak-
disebut hasil positif palsu. Setelah hysterosalpingography dengan hasil normal,
kesuburan tampak sedikit meningkat, kemungkinan karena prosedur tersebut
sementara waktu memperlebar pembuluh (dilate) atau menjernihkan pembuluh pada
lendir. Oleh karena itu, dokter bisa menunggu jika seorang wanita menjadi hamil
setelah prosedur ini sebelum tes tambahan pada fungsi tuba falopi dilakukan.
Prosedur lain (disebut sonohysterography) kadangkala digunakan untuk memastikan apakah tuba
falopi tersumbat. Cairan garam (saline) disuntikkan ke dalam interior rahim
melalui servik selama ultrasonografi sehingga ruang dalam tersebut
digelembungkan dan kelainan bisa terlihat. Jika cairan mengalir ke dalam tuba
falopi, pembuluh tersebut tidak tersumbat. Prosedur ini cepat dan tidak
memerlukan anestesi. Hal ini dipertimbangkan lebih aman dibandingkan
hysterosalpingography karena hal ini tidak membutuhkan radiasi atau suntikan
pewarna. Meskipun begitu, hal ini tidak akurat.
Jika kelainan di dalam rahim terdeteksi, dokter meneliti rahim dengan pipa pelihat disebuthyteroscope, yang dimasukkan ke dalam servik ke dalam rahim. Jika adhesion, polip, atau fibroid kecil terdeteksi, hyteroscope kemungkinan digunakan untuk mengeluarkan atau mengangkat jaringan tidak normal, meningkatkan kesempatan bahwa wanita tersebut menjadi hamil.
Jika bukti menduga bahwa tuba falopi tersumbat atau bahwa seorang wanita bisa mengalami endometriosis, pipa pelihat kecil disebut laparoscope dimasukkan ke rongga panggul melalui sayatan kecil persis di bawah pusar. Biasanya, anestesi umum dilakukan. Prosedur ini memudahkan dokter untuk melihat rahim secara langsung, tuba falopi, dan ovarium. Laparoscope bisa juga digunakan untuk mengeluarkan atau mengangkat jaringan tidak normal di dalam panggul.
H. Pengobatan
Pengobatan yang utama untuk kanker
tuba adalah pembedahan untuk mengangkat kedua saluran, kedua indung telur, dan
rahim disertai pengangkatan kelenjar getah bening perut dan panggul. Pada
kanker stadium lanjut, setelah pembedahan mungkin perlu dilakukan kemoterapi
atau terapi penyinaran.
I.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan
pelvik
Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat perubahan pada vulva, vagina dan serviks dengan palpasi organ dalam khususnya ovarium dan permukaan uterus.
Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat perubahan pada vulva, vagina dan serviks dengan palpasi organ dalam khususnya ovarium dan permukaan uterus.
b. Test
papanicolau
Merupakan pemeriksaan sistologis yang memungkinkan untuk mendeteksi adanya sel yang abnormal dan mendeteksi keganasan tumor pada tahap awal.
Merupakan pemeriksaan sistologis yang memungkinkan untuk mendeteksi adanya sel yang abnormal dan mendeteksi keganasan tumor pada tahap awal.
c. Ultra
sound / USG
Digunakan untuk menentukan lokasi massa tumor
Digunakan untuk menentukan lokasi massa tumor
d. Endoskopi
Untuk melihat lapisan dan jaringan disekitarnya secara langsung :
Untuk melihat lapisan dan jaringan disekitarnya secara langsung :
a) Colposcopy : visualisasi
vagina dan serviks dibawah kekuatan magnet yang rendah.
b) Culdoscopy
: pemasukan culdoskop melalui vagina bagian belakang untuk melihat tuba fallopi
dan ovarium.
c) Hysterescopy
: pemasukan hyterescopy melalui servik untuk melihat bagian dalam uterus.
d) Biopsi : untuk mengetahui
jenis dan keganasan sel.
e) Laboratorium : urine lengkap
dan darah lengkap.
J.
PENCEGAHAN
Sebelum seseorang terkena penyakit yang cukup ganas
ini lebih baik melaksanakan tindakan pencegahan dengan cara :
a. Hindari pasangan koitus yang
sering berganti.
b. Pemeriksaan
pap smear minimal sekali setahun
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN
SISTEM REPRODUKSI
PADA Ny “D” DENGAN TUMOR ADNEKSA
STADIUM 2.A
DI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSUDO
TANGGAL 19 Maret 2012
No.
Register
: 53-82-58
Tanggal
MRS
:
18-03-2012
Jam : 11.25 wita
Tanggal Pengkajian :
19-03-2012
Jam : 10.00 wita
Nama Pengkaji
:
LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR
A. Identitas klien ( Istri / Suami )
Nama : Ny
“ D “ / Tn “ K “
Umur
: 43 Tahun / 46 Tahun
Agama : Islam
/ Islam
Pendidikan
: D3 / SMA
Pekerjaan : Bidan
/ Wiraswasta
Alamat
: Perum Gubernur Paccerakkang K 9 Makassar
Nikah : ±
7 tahun
B. Data Biologis/ Fisiologis
1. Keluhan utama :
a. Ibu mengatakan ada benjolan pada bagian perut bawah
b. Ibu mengatakan nyeri pada bagian perut bawah
c. Ibu mengatakan ada pengeluaran darah
melalui liang senggama saat di rumah sakit karena sering dilakukan pemeriksaan
dalam.
2. Riwayat keluhan Utama :
a. Ibu mengatakan benjolan yang
dirasakan sejak tiga bulan yang lalu (Bulan Desember).
b. Ibu mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul.
c. Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya
3. Riwayat Kesehatan Lalu :
a. Ibu mengatakan tidak ada riwayat Hipertensi, DM dan
Hepatitis.
b. Ibu mengatakan tidak ada riwayat
alerhgi terhadap makanan dan tidak merokok.
c. Ibu mengatakan pernah di operasi
sebelumnya pada tanggal 13 Mei 2007 dengan diagnosa Kista Ovarium.
d. Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Ibu mengatakan tidak ada dalam keluarga
yang memiliki penyakit reproduksi (Kista ovarium, kanker serviks, kanker
payudara, tumor adneksa dll)
b. Ibu mengatakan tidak ada dalam keluarga yang memiliki penyakit menular
seksual
5. Riwayat Reproduksi :
a. Riwayat Haid :
1) Menarche : 16
Tahun
2) Siklus Haid : 20 – 25 hari
3) Lamanya Haid : 3 – 4 hari
4) Nyeri saat haid
b. Riwayat Obstetri :
G0P0A0
c. Riwayat Ginekologi:
1) Ibu pernah menderita penyakit reproduksi sebelumnya yaitu Kista ovarium sejak
5 tahun yang lalu.
2) Ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit menular seksual
seperti AIDS, sifilis dll.
3) Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat kuret
d. Riwayat KB
Ibu
belum pernah menjadi akseptor KB karena belum punya anak
e. Riwayat Seksual
Frekuensi
1 – 2 kali seminggu dan tidak ada nyeri pada
saat berhubungan.
6. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a. Nutrisi
1) Sebelum Sakit :
a) Jenis makanan : Nasi, Sayur,
tempe, daging.
b) Frekuensi makan : 3 kali sehari
c) Nafsu
makan : Baik
d) Frekuensi minum : 5 – 6 gelas sehari
2) Selama di rumah sakit
a) Jenis makanan : Bubur,sayur
dan tempe
b) Frekuensi makan : 2 kali ( hanya makan 4-5 sendok
)
c) Frekuensi minum : 5-6 gelas perhari
d) Nafsu
makan :
Menurun
b. Eliminasi
1) Sebelum Sakit
a) BAK Frekuensi : 4 – 5 kali sehari
Warna
/ Bau : Kuning/Amoniak
b) BAB Frekuensi : 1 kali sehari
Warna :
Kuning
Konsistensi :
Lunak
2) Selama di rumah sakit
a) BAK Frekuensi : 4 – 5 kali sehari
Warna
/ Bau : Kuning/Amoniak
b) BAB Frekuensi : 1 kali sehari
Warna :
Kuning
Konsistensi :
Lunak
c. Istirahat
1) Sebelum Sakit
a) Tidur
Siang :
1 – 2 jam
b) Tidur
malam : 7 – 8
jam
2) Selama di rumah sakit
a) Tidur Siang : tidak pernah tidur siang
b) Tidur malam : 6-7 jam
d. Personal Hygiene
1) Sebelum Sakit
a) Mandi :
2 kali sehari pakai sabun
b) Keramas :
2 kali seminggu pakai shampoo
c) Gosok
gigi :
Setiap kali mandi dan setelah makan
d) Ganti Pakaian : Setiap kali
selesai mandi
2) Selama di rumah Sakit
a) Mandi :
menggunakan waslap basah
b) Keramas :
Belum pernah
c) Gosok
gigi :
Belum pernah
d) Ganti Pakaian : 1 kali
7. Data Psikologis
a. Ibu merasa cemas dengan kondisinya
b. Ibu sering menanyakan tentang penyakitnya
8. Data Sosial Ekonomi
a. Ibu dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar
b. Ibu tinggal dengan suaminya
c. Hubungan dengan suami baik
d. Biaya rumah sakit ditanggung oleh Askes
9. Data Spiritual
a. Ibu menyerahkan segalanya kepada ALLAH SWT
10. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran :
Komposmentis
3) Ekspresi Wajah :
Meringis dan Cemas
4) Tanda – Tanda Vital
TD:
110/80 mmHg N
: 80 x/menit
P :
22 x/menit
S : 36,6 0C
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Inspeksi
|
:
|
Rambut pendek, lurus, hitam, ramut bersih dan tidan mudah rontok
|
Palpasi
|
:
|
Tidak ada oedema dan nyeri tekan
|
2) Wajah
Inspeksi
|
:
|
Ekspresi wajah klien tampak cemas dan meringis
|
Palpasi
|
:
|
Tidak ada oedema dan nyeri tekan
|
3) Mata
Inspeksi
|
:
|
Conjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus
|
4) Mulut
Inspeksi
|
:
|
Bersih, tidak ada gigi yang caries, tidak ada gigi yang tanggal
|
5) Leher
Inspeksi
|
:
|
Tidak ada pembengkakan
|
Palpasi
|
:
|
Tidak ada pembesaran kelenjar tyrorid, kelenjar limfe, dan vena jugularis
|
6) Payudara
Inspeksi
|
:
|
Simestris kiri dan kanan, puting menonjol
|
Palpasi
|
:
|
Tidak ada oedema dan nyeri tekan
|
7) Abdomen
Inspeksi
|
:
|
a) Nampak bekas operasi
b) Nampak pembesaran perut ukuran ± 6
cm x 6 cm
|
Palpasi
|
:
|
a. Teraba ada massa
b. Adanya nyeri tekan pada kuadran
kiri bawah abdomen
|
8) Genetalia
Inspeksi
|
:
|
Tidak ada Odema dan varieses
|
Pemeriksaan dalam oleh dr “ W “
|
:
|
a) Vulva dan Vagina tidak ada
kelainan
b) OUE/OUI : tertutup/ tertutup
c) Uterus : anteflexi
d) Teraba massa adneksa kiri
ukuran ± 6 cm x 6 cm , konsistensi padat.
e) Ada pelepasan darah sedikit
|
9) Ekstremitas
Inspeksi
|
:
|
Simetris kiri dan kanan
|
Palpasi
|
:
|
Tidak ada oedema dan varieces
|
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium, tanggal 19-03-2012
jam : 09.00 Wita
WBC
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
PLT
|
18,48
4,11
12,2
35,8
87,1
29,7
31,4
222
|
(10 ˆ
3/uL)
(10 ˆ
3/uL)
(g/dL)
(%)
(fL)
(pg)
(10 ˆ
3/uL)
(fL)
|
N :
4,00-10,00
N :
4,00-6,00
N : ♀12-14
♂14-16
N :
37,0-48,0
N : 80,0-
97,0
N : 26,5-
35,0
N : 31,5-
35,0
N : 150- 400
|
Catatan
: Leokositosis
2) Ultrasonografi ( USG )
a) Hepar : Bentuk, ukuran dan echo parenkim dalam batas normal
b) GB : Dinding dan echo dalam batas normal
c) Pankreas : Bentuk, ukuran dan echo parenkim dalam batas normal
d) Lien : Bentuk, ukuran dan echo parenkim dalam batas normal
e) Kedua Ginjal : Bentuk, ukuran dan echo parenkim dalam batas normal
f) Uterus : Nampak massa adneksa bagian kiri dengan ukuran ± 8 cm x
6 cm , adanya ascites dan metastase pada daerah ovarium
Kesan : - Nampak massa adneksa
bagian kiri dengan
ukuran
± 8 cm x 6 cm
- Adanya ascites
- Tampak metastase pada daerah
ovarium
3) Radiologi ( Foto thorax AP )
a) Corakan bronchovascular dalam batas normal
b) Tidak tampak proses spesifik dan nodul – nodul metastase
c) Kedua sinus dan diagfragma baik
d) Tulang-tulang yang tervisualisasi intak
Kesan : Tidak tampak tanda-tanda metastase pada foto
thorax
LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/ MASALAH AKTUAL
Diagnosa :
Tumor Adneksa malignan Stadium 2A
Masalah
Aktual : Nyeri Abdomen
DS : a. Ibu
mengatakan merasakan ada benjolan pada perut bagian bawah
yang dirasakan sejak tiga bulan yang lalu ( Bulan Desember)
b. Ibu
mengatakan nyeri pada perut bagian bawah yang dirasakan hilang timbul
c. Ibu
mengatakan ada pengeluaran darah melalui liang senggama saat di rumah sakit
karena sering dilakukan pemeriksaan dalam
d. Ibu
mengatakan nyeri saat haid
DO : a. Keadaan
umum Baik
b.
Ekspresi wajah : Tampak Meringis
c. Nampak
massa adneksa bagian kiri dengan ukuran ± 8 cm x 6 cm
d. Adanya
ascites
e. Tampak
metastase pada daerah ovarium
f. Tidak
tampak tanda-tanda metastase pada foto thorax
g. Ada
pelepasan darah sedikit pada liang vagina
h. Palpasi Abdomen
: Adanya nyeri tekan pada kuadran kiri bawah
abdomen
Analisa dan Interpretasi Data
Tumor adalah sebutan untuk neoplasma atau lesi padat
yang terbentuk akibat pertumbuhan sel tubuh yang tidak semestinya, yang mirip
dengan simtoma bengkak. Tumor berasal dari kata tumere dalam
bahasa latin yang berarti "bengkak". Pertumbuhannya dapat digolongkan
sebagai ganas (malignan) atau jinak (benign) (Maharani,2009).
Tumor Adneksa adalah Pertumbuhan abnormal pada
daerah tuba falopi dan ovarium yang terjadi secara
bersamaan,terjadi karena infeksi yang menjalar ke atas dari uterus,
atau akibat tindakan post kuretase maupun tindakan persalinan (Friedman, 2005).
Tumor Adneksa stadium 2A adalah Perluasan proses
metastasis ke uterus atau ovarium.
Adanya tumor dalam perut bisa menyebabkan benjolan
pada perut bagian bawah yang membesar menyebabkan disentri pembuluh darah dan
pembuluh saraf yang menyebabkan nyeri tekan yang dirasakan saat di palpasi (
Sarwono.2008 )
Masalah Aktual : Kecemasan
DS : Ibu
mengatakan cemas dengan keadaannya
DO : Ekspresi
wajah klien tampak Cemas
Ancaman integritas fisik, meliputi ketidakmampuan
fisiologis atau gangguan terhadap terhadap kebutuhan dasar (penyakit, trauma
fisik, jenis pembedahan yang akan dilakukan) (Taufik,2011).
Perasaan takut kemudian merangsang hipotalamus
untuk menghasilkan hormon adrenalin sehingga menyebabkan vasokonstriksi
pembuluh darah yang akan menimbulkan kecemasan (Taufik,2011).
LANGKAH III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/ MASALAH POTENSIAL
Masalah
Potensial : Antisipasi terjadinya Tumor
adneksa stadium IIB
DS : a. Ibu
mengatakan ada benjolan pada perut bagianbawah yang dirasakan sejak tiga bulan
yang lalu(Bulan Desember)
b. Ibu mengatakan nyeri
pada perut bagian bawah yang dirasakan hilang timbul
c. Ibu mengatakan ada
pengeluaran darah melalui liang senggama saat di
rumah sakit karena sering dilakukan pemeriksaan dalam.
DO : a. Nampak
massa adneksa bagian kiri dengan ukuran ± 8 cm x 6 cm
b. Adanya
ascites
c. Tampak
metastase pada daerah ovarium
d. Ada
pelepasan darah sedikit pada liang vagina
Analisa dan Interpretasi Data
Tumor Adneksa stadium 2A adalah Perluasan proses
metastasis ke uterus atau ovarium.Apabila tidak ditangani secara intensive dan
tidak dilakuan operasi maka terjadi Tumor Adneksa Stadium IIB
yaitu perluasan proses ke jaringan panggul lainnya ( Prawirohardjo, 2008
).
LANGKAH IV. TINDAKAN
EMERGENCY/KOLABORASI/KONSULTASI/
RUJUKAN
1. Konsultasi dengan dokter obgyn untuk persiapan operasi
2. Konsultasi dengan dokter anastesi untuk persiapan operasi
LANGKAH V. RENCANA TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN
Diagnosa : Tumor
Adneksa suspek malignan Stadium 2A
Masalah
Aktual : Kecemasan
dan Nyeri Abdomen
Masalah
Potensial : Antisipasi terjadinya Tumor
Adneksa Stadium 2B
Tujuan : a.
Tumor Adneksa teratasi
b.
Kecemasan berkurang
c.
Nyeri Abdomen teratasi
Kriteria : a.
TTV dalam batas normal
TD
: 90/70 mmHg – 120/100 mmHg
S :
36,5 - 37,2 oC
P :
18-24 x/menit
N :
60-80 x/menit
b. Tidak
ada benjolan pada abdomen
c.
Tidak bermetastase pada organ lainnya
d.
Ekspresi wajah ibu tenang
e.
Ibu mengerti dan memahami keadaannya
f. Ibu
dapat beradaptasi dengan nyeri
yang dirasakannya
Intervensi,Tanggal 19 - 03 –
2012 Jam
10.10 wita
1. Diskusikan dengan ibu mengenai penyakitnya
Rasional : Membantu ibu untuk mengerti dan dapat
menerima keadaannya.
2. Observasi TTV
Rasional :Untuk memantau
keadaan umum ibu
dan memudahkan tindakan
selanjutnya.
3. Anjurkan ibu untuk mengkomsumsi makanan bergizi
Rasional : Untuk memulihkan
tenaga Ibu.
4. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
Rasional : Membantu memulihkan
tenaga dan memberikan kesegaran pada ibu
5. Diskusikan dengan ibu tentang rencana operasi
Rasional : Agar ibu lebih siap
untuk menjalani operasi yang akan dilakukan.
6. Lakukan pendekatan terapeutik terhadap klien
Rasional
|
:
|
Menjalin hubungan baik dengan klien, menciptakan rasa kepercayaan klien
terhadap petugas
|
7. Beri
dukungan moral/ support pada klien
Rasional
|
:
|
Agar klien tidak cemas lagi keadaannya.
|
8. Kaji
tingkat nyeri Abdomen
Rasional
|
:
|
Dengan
mengkaji tingkat nyeri dapat dikertahui tingkat yang dirasakan oleh klien
sehingga memudahkan intervensi selanjutnya
|
9. Anjurkan
pada ibu untuk relaksasi
Rasional
|
:
|
Mengurangi
|
LANGKAH VI. PELAKSANAAN TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN
Tanggal 19-03-2012
Jam : 10.15 – 10.55 wita
1. Mendiskusikan ibu mengenai penyakitnya
Hasil
|
:
|
Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan
|
2. Menganjurkan klien untuk makan makanan bergizi yang mngandung karbohidrat,
protein, vitamin dan mineral yang seimbang seperti nasi, sayuran, ikan, tempe,
tahu, daging, susu dan buah.
Hasil
|
:
|
Ibu bersedia
|
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dengan tidur siang ± 2 jam dan
tidur malam ± 7- 8 jam.
Hasil
|
:
|
Ibu bersedia
|
4. Mendiskusikan dengan ibu tentang rencana operasi
Hasil : Rencana
operasi tanggal 21 April 2011,Ibu mengatakan ingin mengangkat kandungannya
untuk mencegah penyakit yang lainnya.
5. Melakukan pendekatan terapeutik terhadap klien
Hasil : Ibu
dan bidan terjalin hubungan yang baik
6. Memberikan dukungan moral/ support pada klien
Hasil : Klien
merasa lebih baik, dan tidak cemas lagi
7. Mengkaji tingkat nyeri abdomen
Hasil : Nyeri
sedang
8. Menganjurkan pada ibu untuk relaksasi
Hasil : Ibu
bersedia
LANGKAH VII. EVALUASI TINDAKAN ASUHAN KEBIDANAN
Tanggal 19-03-2012
Jam : 11.00 wita
1. TTV dalam batas normal
2. Tumor adneksa belum teratasi masih dalam persiapan
operasi
3. Ibu dan bidan terjalin hubungan yang baik
3. Ekspresi wajah Nampak sedikit tenang
4. Ibu bersedia melakukan semua yang dianjurkan
5. Kecemasan berkurang
6. Nyeri berkurang
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN
GANGGUAN SISTEM
REPRODUKSI PADA
Ny “D”
DENGAN TUMOR ADNEKSA STADIUM 2.A
DI RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSUDO
TANGGAL 19 Maret 2012
No.
Register
: 53-82-58
Tanggal
MRS
:
18-03-2012
Jam : 11.25 wita
Tanggal Pengkajian :
19-03-2012 Jam
: 10.00 wita
Nama
Pengkaji : Ws
Asyaratul Maulina
A. Identitas klien ( Istri / Suami )
Nama
: Ny “ D “ / Tn “ K “
Umur
: 43 Tahun / 46 Tahun
Agama
: Islam / Islam
Pendidikan
: D3 / SMA
Pekerjaan
: Bidan / Wiraswasta
Alamat
: Perum Gubernur Paccerakkang K 9 Makassar
Nikah :
± 7 tahun
B. Data Subjektif (S)
1. Ibu mengatakan merasakan ada benjolan pada perut bagian bawah
yang dirasakan sejak tiga bulan yang lalu ( Bulan Desember)
2. Ibu mengatakan nyeri pada perut bagian bawah yang dirasakan hilang timbul
3. Ibu mengatakan ada pengeluaran darah melalui liang senggama saat di rumah
sakit karena sering dilakukan pemeriksaan dalam
4. Ibu mengatakan nyeri saat haid
5. Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya
6. Ibu mengatakan tidak ada riwayat Hipertensi, DM dan Hepatitis.
7. Ibu mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap makanan dan tidak merokok.
8. Ibu mengatakan pernah di operasi sebelumnya pada tanggal 13 mei 2007 dengan
diagnosa Kista Ovarium.
9. Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan
10. Ibu mengatakan tidak ada dalam keluarga yang memiliki penyakit reproduksi
(Kista ovarium, kanker serviks, kanker payudara, tumor adneksa dll)
11. Ibu mengatakan tidak ada dalam keluarga yang memiliki penyakit menular
seksual
C. Data objektif (O)
1. Keadaan umum :
Baik
2. Kesadaran :
Komposmentis
3. Ekspresi Wajah :
Meringis dan Cemas
4. Tanda-tanda Vital
TD:
110/80 mmHg N
: 80 x/menit
P :
22 x/menit
S : 36,6 0C
5. Abdomen
Inspeksi
|
:
|
a. Nampak bekas operasi
b. Nampak pembesar perut ukuran ± (6
cm x 6 cm)
|
Palpasi
|
:
|
a. Teraba ada massa
b. Adanya nyeri tekan pada kuadran
kiri bawah
|
6. Genetalia
Inspeksi
|
:
|
Tidak ada Odema dan varieses
|
Pemeriksaan dalam oleh dr “ W “
|
:
|
a. Vulva dan Vagina tidak ada kelainan
b. OUE/OUI : tertutup/ tertutup
c. Uterus : anteflexi
d. Teraba massa adneksa kiri
ukuran ± 6 cm x 6 cm , konsistensi padat.
e. Ada pelepasan darah sedikit
|
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium, tanggal 13-03-2012 jam : 09.00 Wita
WBC
RBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
PLT
|
18,48
4,11
12,2
35,8
87,1
29,7
31,4
222
|
(10 ˆ
3/uL)
(10 ˆ
3/uL)
(g/dL)
(%)
(fL)
(pg)
(10 ˆ
3/uL)
(fL)
|
N :
4,00-10,00
N :
4,00-6,00
N : ♀12-14
♂14-16
N :
37,0-48,0
N : 80,0-
97,0
N : 26,5-
35,0
N : 31,5-
35,0
N : 150- 400
|
Catatan : Leukositosis
b. Ultrasonografi ( USG )
1) Hepar : Bentuk, ukuran dan echo parenkim dalam batas normal
2) GB : Dinding dan echo dalam batas normal
3) Pankreas : Bentuk, ukuran dan echo parenkim dalam batas normal
4) Lien : Bentuk, ukuran dan echo parenkim dalam batas normal
5) Kedua Ginjal : Bentuk, ukuran dan echo parenkim dalam batas normal
6) Uterus : Nampak massa adneksa bagian kiri dengan ukuran ± 8 cm x
6 cm , adanya ascites dan metastase pada daerah ovarium
Kesan : a).
Nampak massa adneksa bagian kiri dengan ukuran ±
8
cm x 6 cm
b). Adanya
ascites
c). Tampak
metastase pada daerah ovarium
c. Radiologi (Foto thorax AP)
1) Corakan bronchovascular dalam batas normal
2) Tidak tampak proses spesifik dan nodul- nodul metastase
3) Kedua sinus dan diagfragma baik
4) Tulang-tulang yang tervisualisasi intak
Kesan : Tidak tampak tanda-tanda metastase pada foto
thorax
D. Assesment (A)
1. Diagnosa :
Tumor Adneksa suspek malignan Stadium 2A
2. Masalah
Aktual :
Kecemasan dan Nyeri Abdomen
3. Konsultasi dengan dokter obgyn untuk persiapan operasi
4. Konsultasi dengan dokter anastesi untuk persiapan operasi
E. Planning (P)
Tanggal 19-03-2012
Jam : 10.15 – 10.55 wita
1. Menganjurkan klien untuk makan makanan bergizi yang mengandung karbohidrat,
protein, vitamin dan mineral yang seimbang seperti nasi, sayuran, ikan, tempe,
tahu, daging, susu dan buah.
Hasil : Ibu
bersedia
2. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dengan tidur siang ± 2 jam dan
tidur malam ± 7- 8 jam.
Hasil : Ibu
bersedia
3. Mendiskusikan dengan ibu tentang rencana operasi
Hasil : Rencana
operasi tanggal 21 April 2011,Ibu mengatakan ingin mengangkat kandungannya
untuk mencegah penyakit yang lainnya.
4. Melakukan pendekatan terapeutik terhadap klien
Hasil : Ibu
dan bidan terjalin hubungan yang baik
5. Memberikan dukungan moral/ support pada klien
Hasil : Klien
merasa lebih baik, dan tidak cemas lagi
6. Mengkaji tingkat nyeri abdomen
Hasil : Nyeri
sedang
7. Menganjurkan pada ibu untuk relaksasi
Hasil: Ibu bersedia
like
BalasHapusHmmm Good Job..
BalasHapushttp://forum.detik.com/showthread.php?p=35073947
BalasHapusObat penyumbatan tuba fallopi
Obat tuba fallopi supaya cepat hamil
http://www.forumku.com/showthread.php?p=213596
https://ceriwis.net/forum/showthread.php?p=5614916
http://mlmstats.net/forum/showthread.php?tid=12022